by Setiadi Sejati on Tuesday, 12 April 2011 at 11:52 ·
Rantau Panjang 1976-1982 (Kenangan kecil tidak mati. But, still living in the present)
Waktu itu, kota kecil Rantau Panjang boleh dikata sangat hidup dan berkembang. Sebab, Asamera Oil masih beroperasi. Banyak pendatang dari Medan, Jakarta, sekitar Aceh yang mencari peruntungan nasib di Rantau Panjang. Bahkan penduduk setempat terbiasa berbicara bahasa Inggris dengan orang bule walau sepotong-sepotong.
Setiap kali pekan tiba, pajak (pasar) di Rantau Panjang ramai dikunjungi orang. Masa itu, sekedar nonton video di sebuah kedai, makan martabak telor kari cane, teh manis hangat sudah sangat membahagiakan. Kadang-kadang orang Rantau Panjang menghabiskan waktu liburan di Kuala Beukah. Pantai asri dengan angin dan cemara berduri. Anak-anak mengejar kepiting dan mendirikan istana pasir. Tidak ada air mata dan kekecewaan. Kesenangan dan kebahagiaan semata yg mengisi jiwa.
Setiap lebaran tiba, bisa dipastikan seluruh penduduk Rantau Panjang, dari Kampung Tempel sampai Lapangan Benteng, Penaron sampai Pasir Putih, Bukit Pala sampai Masjid Tajul Ula, Alur Dua sampai komplek Benteng. Berkirim salam dan berbagi makanan. Bolu ikan, timpan, gulai kambing batang pisang muda, dendeng rusa, dan sirup Kurnia.
Seakan-akan hati bertemu hati. Cinta bertemu cinta.
Waktu itu, kota kecil Rantau Panjang boleh dikata sangat hidup dan berkembang. Sebab, Asamera Oil masih beroperasi. Banyak pendatang dari Medan, Jakarta, sekitar Aceh yang mencari peruntungan nasib di Rantau Panjang. Bahkan penduduk setempat terbiasa berbicara bahasa Inggris dengan orang bule walau sepotong-sepotong.
Setiap kali pekan tiba, pajak (pasar) di Rantau Panjang ramai dikunjungi orang. Masa itu, sekedar nonton video di sebuah kedai, makan martabak telor kari cane, teh manis hangat sudah sangat membahagiakan. Kadang-kadang orang Rantau Panjang menghabiskan waktu liburan di Kuala Beukah. Pantai asri dengan angin dan cemara berduri. Anak-anak mengejar kepiting dan mendirikan istana pasir. Tidak ada air mata dan kekecewaan. Kesenangan dan kebahagiaan semata yg mengisi jiwa.
Setiap lebaran tiba, bisa dipastikan seluruh penduduk Rantau Panjang, dari Kampung Tempel sampai Lapangan Benteng, Penaron sampai Pasir Putih, Bukit Pala sampai Masjid Tajul Ula, Alur Dua sampai komplek Benteng. Berkirim salam dan berbagi makanan. Bolu ikan, timpan, gulai kambing batang pisang muda, dendeng rusa, dan sirup Kurnia.
Seakan-akan hati bertemu hati. Cinta bertemu cinta.
Agam Pirsau indah bener ms2 itu ya cs..jjr prasaan gw saat ini senang N sangat terharu cs..seorg TEDY.msh ingat bener dgn situasi -+ 30 thn yg lalu..thank you sobat.
Rahayu Rachman Hehe..klw gak salah itu foto aku yg bikin ya pas terakhir plg pebruari kmrn..msh bnyk lg tu koleksinya d fb-ku
Comments