Oleh:
Setiadi R. Saleh
P
|
rogam penghijauan bumi dengan konsep penanaman satu
juta atau sekarang kita kenal dengan istilah satu milyar pohon, tentu perlu
kita sambut gembira. Sebab, bumi adalah rumah kita bersama yang perlu
dihijaukan dengan pepohonan. Pohon berguna untuk meneduhkan udara dan batin
manusia agar kembali sehat, tenang serta damai. Berita gembira ini seketika menjadi gelembung
pertanyaan manakala kita urai satu-persatu dengan tiga pertanyaan mendasar: Pohon
apa saja yang ditanam? Nanamnya di mana? Dan bagaimana perkembangan pohonnya
kini dan kelak? Apabila tiga pertanyaan ini sudah dapat dijawab. Maka, tugas manusia
sejatinya sudah ditunaikan yakni bersumbangsih kepada alam dan makhluk Tuhan.
Gagasan
menanam pohon pada zaman dahulu disebut reboisasi hutan. Sekarang istilah ini tidak
digunakan lagi, intinya sama saja yakni menanam pohon. Sebenarnya darimana ide
menanam satu juta pohon atau satu milyar pohon. Apakah angka-angka ini hanya
“angka-angka harapan” yang lebih menyerupai angan-angan abstrak daripada kondisi
yang sesungguhnya? Apakah angka ini berupa estimasi untuk masa yang telah
ditentukan waktunya setelah tercapai satu milyar pohon lalu program menanam
berhenti? Apakah menanam satu milyar pohon merupakan “maksud di balik maksud” slogan
saja demi kepentingan pengusaha berbasis eco-bisnis, eco-wisata. Berapa dana
anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung program satu milyar pohon.
Kemudian
terbersit tanya, mengapa pemberitaan seputar lingkungan hidup khususnya program
menanam pohon lebih sering kita lihat, baca, dan dengar dari sisi menanamnya
saja. Sedangkan apa dan bagaimana kondisi tanah dan pohon setelah ditanam kurang
mendapat sorotan. Apakah bibit pohonnya hidup? Apakah mati? Apakah pohon
tertentu cocok untuk lahan tertentu. Apakah menanam pohon dapat dilakukan pada
semua musim cuaca, kemarau dan penghujan yang menjangkau geografis pegunungan
dan pesisir. Apakah program ini dilaksanakan di seluruh perfektur Indonesia
atau sebagiannya saja.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.21/Menhut-II/2010, lengkap
dengan Panduan Penanaman Satu Milyar Pohon. Program tanam satu milyar pohon sudah dirancang sejak 2010. Berarti saat ini
2012 bibit pohon kira-kira sudah berusia dua tahun.
Menurut
situs resmi www.dephut.go.id tertanggal
25 November 2011. Realisasi Program Penanaman Satu Milyar Pohon yang
dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono hingga
saat ini mencapai 827 juta batang. Berarti masih ada sekitar 173 juta bibit
pohon yang belum ditanam. Sedangkan progresivitas pohon-pohon yang sedang
tumbuh sama sekali kita tidak mengetahuinya. Sudah setinggi apakah pohonnya?
Dan
kita pun sebaiknya terus mendukung pemerintah dalam hal ini Departemen
Kehutanan maupun kepada LSM, institusi pendidikan, BUMN, swasta, dan
organisasi-organisasi lingkungan hidup yang sedikit banyak terlibat langsung
dalam upaya pelestarian bumi, khususnya menamam pohon. Jangan sampai timbul
pemikiran bibit pohon mudah tumbuh dengan sendirinya tidak perlu dirawat dan
disiram. Sebab, masa-masa kritis sebuah bibit pohon adalah ketika ia
dipindahkan ke dalam media tanam yang berbeda dari habitatnya. Karenanya,
program tanam satu milyar pohon boleh jadi akan berhasil dari segi pencapaian
kuantitas-jumlah. Namun, gagal dari segi kualitas-tumbuh kembang pohon. Jika logika
berpikirnya demikian hanya menanam saja tanpa merawat. Maka sia-sia saja yang
sudah dilakukan selama ini.
Memilih Pohon untuk Manusia, Bumi,
dan Makhluk Tuhan
Ada
banyak sekali jenis bibit pohon yang dapat ditanam. Pada umumnya dibagi ke
dalam tiga kategori: bibit pohon, bibit tanaman, bibit tumbuhan [tanaman]. Bibit pohon dibagi lagi ke dalam tiga
jenis yakni: bibit tanaman kota, bibit pohon buah, dan bibit pohon kayu. Tanaman yang cocok untuk
taman kota dan jalan raya adalah jenis bibit pohon Cemara Udang, Glodogan Maktoa,
Pinus, Tanjung. Sedangkan bibit pohon buah yang sering kita jumpai di
perkebunan dan perumahan adalah bibit pohon yang dapat dikonsumsi seperti Jeruk, Lengkeng, Mangga, Nangka, Petai, Rambutan,
Sukun, Belimbing, Duku, Durian, Jambu. Kemudian
bibit pohon kayu yang ditanam di lahan luas dan mendatangkan keuntungan bagi
industri perkayuan seperti Mindi, Albasia, Sengon, Jabon, Jati, Mahoni, Gaharu,
Damar, Meranti, Sembarang.
Sudah
saatnya kita mengawasi dan memantau perkembangan dari program tanam satu milyar
pohon. Awas! Kalimat ini jangan dibalik menjadi program menanam pohon satu
milyar [serupa tapi tak sama makna]. Masyarakat luas perlu tau mengenai hal proses
perkembangan dan pertumbuhan pepohonan yang sudah ditanam. Bayangkan, bila
tercapai satu milyar pohon sampai 2013 tahun depan, bukankah ini menjadi
kebaikan kita bersama. Jangan pula kelak 10 atau 15 tahun yang akan datang.
Ketika bibit-bibit pohon sudah menjadi pohon, malah kemudian menjadi rebutan bagi
mereka yang dahulu menanam untuk kemudian ditebang lagi.
Pohon
bagi kehidupan bumi dan manusia sudah pasti sangat bermanfaat seperti untuk
menyaring polusi udara, ketersediaan air tanah, melindungi terik matahari,
menahan angin, mengurangi banjir, keteduhan, dan menurunkan suhu panas global, menambah
tutupan lahan, mencegah longsor, konservasi keanekaragaman hayati, penyerapan
karbon, perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi.
Pohon
bukan untuk manusia saja melainkan juga untuk kesembuhan bumi dan tempat hidup
makhluk-makhluk Tuhan mulai flora dan fauna. Bumi kita hanya satu, tidak ada
tempat lagi untuk kehidupan yang ideal selain di bumi.
Satu
milyar pohon [one billion Indonesian
trees for the world] adalah upaya kita bersama yang sekurang-kurangnya
harus menjadi budaya baru yakni gemar menanam dan merawat pohon. Kementerian
Kehutanan dalam hal ini sudah melaksanakan antara lain: Aksi Penanaman Serentak
Indonesia [tahun 2007 dan 2008], Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon [tahun
2007], Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional [tahun 2008], serta Satu Orang Satu Pohon-One Man One Tree [tahun 2009].
Adapun
berdasarkan siaran pers kementrian kehutanan tahun 2010, penyediaan bibit pohon
melalui anggaran DIPA BA tahun 2010 sebanyak 36 juta batang, partisipasi dari
pelbagai pihak yang terdiri swasta, BUMN, LSM, Pemda, lembaga donasi. Kemudian
sumbangan 300 juta batang, Hutan Kemasyarakatan 320 juta batang, Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai 300 juta batang, serta Hutan Rakyat
Kemitraan sebanyak 50 juta batang.
Pohon
sangat berperan dalam kehidupan karena dapat menghasilkan oksigen sampai 1,2 kg/hari
yang berfungsi menguapkan air hujan dan memperbaiki struktur tanah. Selagi ada tekad, tidak sulit untuk menanam
satu milyar pohon. Satu jiwa satu pohon, pohon yang baik akan menghasilkan mata
air kecemerlangan.
Kita
harus berhenti melukai bumi terus-menerus, berhenti berlomba-lomba mengeruk,
menggerus serta menebang perbendaharaan properti publik. Apabila hal ini kita
lakukan berarti kita telah melakukan penghisapan serta mengekalkan penjajahan
di rumah sendiri, Indonesia.[]
Comments