Kenali
bakatmu! Latih potensimu!
Bakat adalah anugerah alami yang diberikan Tuhan. Namun, bakat tidak
akan bermanfaat apabila tidak dimanfaatkan dan dikembangkan. Bakat tidak pula
dapat membuat orang sukses seketika. Sebab, ia masih ada di dalam diri, belum
muncul ke permukaan sebagai sebuah eksistensi diri.
Terkadang apabila seseorang melihat orang lain lebih hebat. Ia rendah
diri, kecil hati, dan merasa tidak berbakat. Padahal di dunia ini, semua orang
berbakat pada mulanya adalah orang biasa. Tetapi, setelah melalui latihan dan
disiplin berulang-ulang, baru kemudian ia disebut orang yang berbakat. Seperti
kata pepatah, “Orang berbakat akan kalah dengan orang yang terlatih.” Lalu
apakah setiap orang memiliki bakat ataukah bakat hanya dimiliki orang-orang
khusus dan tertentu saja?
“Bakat” umumnya disepadankan dengan talenta (talent), pembawaan,
kepandaian, genius, kecerdasan, kesanggupan, kecerdikan dan jenialitas, keterampilan,
kecakapan, kepandaian, kepiawaian, kebolehan. Lalu apa hubungannya dengan
potensi? Potensi bukan bakat walaupun sering disamakan dengan bakat. Potensi
adalah suatu upaya kemampuan atau dorongan untuk mengembangkan bakat.
Coba sebutkan bakat apa saja yang pernah Anda ketahui? Atau
sekurang-kurangnya Anda merasa memiliki bakat apa? Bermusik, menyanyi,
entertainer (penghibur), aktor-aktris, penulis, olahragawan, melawak (komedian),
memasak, berbisnis, tentara, manajer, programer, marketer online, aktivis
social media dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan keinginan untuk
memotivasi diri agar berhasil menjadi sebuah profesi, itu semua merupakan pengembangan
potensi diri bernama bakat.
Pertanyaan penting lainnya adalah mengapa ada orang yang berbakat tetapi
tidak berhasil, bahkan terus-menerus menemui benturan dan kegagalan. Sementara
orang-orang biasa yang kelihatan tidak
berbakat malah berhasil. Tentu tidak semua orang berbakat itu tidak beruntung
dan tidak berhasil. Hanya saja kalau diliput oleh sebuah media orang yang
berbakat dan kemudian sukses, itu bukan hal aneh lagi. Tetapi, kalau
orang-orang biasa dan bukan siapa-siapa (nothing) kemudian bisa sukses hingga menjadi sesuatu (something). Hal ini
akan lebih menarik perhatian publik.
Selling Point buku ini terletak pada
how to (bagaimana) menjadi seseorang dengan cara mengembangkan instrumen
potensi diri yang terpendam. Potensi tidak hanya berguna bagi diri sendiri melainkan
juga bagi orang banyak. Selain itu, melalui buku ini pula pembaca dapat mengenali,
menggali, melatih bakat masing-masing. Jika hari ini Anda bekerja dan berkarya
tetapi merasa tidak berbakat, maka bakatilah apa yang Anda kerjakan hari ini. Suatu
saat pasti akan “berbuah manis.” Jangan mengejar uang, kejarlah keberhasilan.
Maka, uang akan bekerja untuk Anda selama-lamanya.[]
Comments