Oleh:
Setiadi R. Saleh
Mencari dan menemukan desain
rumah alami dan serasi sesuai keinginan dan kebutuhan bukan lagi perkara sulit.
Kini, jasa-jasa konsultan arsitek bertebaran di jagad maya. Tinggal baca, unduh
lalu pelajari, menghubungi langsung atau bisa via email. Maka, informasi yang
dibutuhkan mengenai rumah alami bisa didapatkan dengan mudah. Pertanyaan
pentingnya, rumah alami seperti apakah yang benar-benar kita mau? Apakah rumah alami
sebagai “sahabat bumi,” rumah ramah lingkungan, rumah unik, rumah berbahan daur
ulang atau rumah mewah dan modern yang bernuansa tradisional kampong, alami khas
pedesaan dengan taman, kebun, danau, pepohonan.
Sebenarnya apa dan
bagaimana desain rumah alami tersebut? Desain adalah konsep, rancangan yang
direncanakan untuk menentukan gambar denah yang terdiri dari pemilihan material,
lokasi, kontur tanah, sumber air, tipe rumah, arah hadap dan ongkos selama
proses pengerjaan pembuatan rumah berlangsung sampai selesai. Rumah bermakna
tempat tinggal, hunian, kediaman. Rumah bukan hanya house tetapi juga home. Rumah
dapat berfungsi macam-macam sesuai karakter manusia yang menempatinya. Sedangkan,
alami adalah sesuatu yang utuh, asli dan asri, tidak sekedar bagian dekorasi
“imitasi” dari interior dan eksterior. Contoh: jika ingin mendapatkan kesan
asri, natural, dan alami. Sebaiknya menggunakan bunga atau tanaman asli, bukan
plastik. Begitu pula dengan pembuatan kolam air harus asli bukan sekedar hiasan
lampu dekorasi ruangan. Jangan abaikan sirkulasi udara, air tanah serta
pencahayaan yang turut memegang peranan penting sebagai penyimbang dan harmoni.
Apa pentingnya
mendesain rumah alami? Penting sekali karena rumah alami adalah rumah yang
berorientasi kepada lingkungan hidup. Dalam artian luas, rumah alami adalah
rumah yang mendukung pelestarian bumi dengan banyaknya menanam pohon di
pekarangan sekitar rumah. Rumah alami secara tidak langsung adalah rumah yang
sudah sadar lingkungan mulai dari dapat memisahkan sampah organik dengan sampah
non-organik. Dengan demikian tidak akan lagi kita dengar sampah menumpuk di
mana-mana karena semua harus dimulai dari rumah.
Pandangan yang
mengatakan rumah harus besar, halaman luas, fasilitas lengkap boleh-boleh saja
dan tidak dilarang selagi mampu tidak apa. Tetapi, jika kemampuan terbatas
jangan sampai menghalangi untuk tidak memiliki rumah. Kebanyakan orang awam umumnya
pada saat membangun rumah tanpa pikir panjang langsung menanyakan kepada “pemborong”
berapa total biaya dan berapa lama pengerjaannya. Padahal yang benar adalah survei
terlebih dahulu mengenai informasi yang dibutuhkan menyangkut bea pembangunan
rumah. Misalkan pemilik rumah menginginkan membangun rumah dengan arsitektur
bergaya Islami, Mediterania, Romawi klasik, Spanyol, Eropa, Victoria, Minimalis,
Maximalis, Tropis, Urban, Romantis, dan seterusnya. Hal ini penting sekali
untuk menyesuaikan dengan anggaran. Kecuali, seseorang ingin membeli rumah
dengan nuansa alami. Ia bisa leluasa memilih sesuai budget. Jikalau ada yang
tidak sesuai belakangan hari rumah dapat dirombak. Tetapi, ada pula orang yang
tidak peduli dengan anggaran dan lebih mengedepankan cita-rasa.[]
Comments