Oleh:
Setiadi R. Saleh
Pelajaran pertama dan
yang paling utama sekali sebelum menyusun laporan study banding adalah dengan menyiapkan
seluruh raw material (bahan mentah)
selama proses kunjungan study banding dari awal sampai dengan selesai. Bahan
mentah di sini berarti mengumpulkan seluruh data yang nantinya akan dijadikan
sumber dasar dari penulisan laporan. Umumnya terdiri dari tiga elemen dasar
seperti: hasil observasi, hasil interviu (wawancara primer-skunder) baik
langsung maupun tidak langsung (via telepon seluler, skype internet, email, dan
lain sebagainya), lalu literasi. Study banding haruslah merujuk kepada
referensi standar kepenulisan laporan ilmiah.
Fenomena dan fakta yang
sering terjadi adalah study banding seringkali digunakan untuk sarana “jalan-jalan.”
Belum lagi terkadang panitia penyelenggara study banding melakukan mark-up di
luar kewajaran. Makanya di kemudian hari yang namanya study banding atau pun
study tour dipandang sebagai pekerjaan sia-sia yang merugikan institusi dan
instansi. Padahal study banding sebenarnya adalah hal yang sangat positif dan sangat
diperlukan bagi sebuah institusi dan instansi. Sebab, antar institusi dan
instansi bisa saling belajar dan saling mengenal.
Sebenarnya apa dan
bagaimana yang disebut study banding? Mula-mula kita ketahui terlebih dahulu maksud
dari study banding untuk suatu tujuan apa. Sebab, misi dan visi study banding
inilah yang akan menentukan segalanya. Jika misi dan visi study sudah jelas
termasuk dalam menentukan kapan study banding akan dimulai, di mana study
banding akan diadakan, siapa narasumber yang akan dihubungi, mengapa study
banding perlu dilakukan. Pertanyaan ini penting dijawab karena berkaitan dengan
anggaran yang akan dikeluarkan. Contoh: insan pendidikan yang berada di daerah
sering melakukan study banding ke Jakarta. Jakarta dianggap sebagai pusat peradaban
kemajuan pendidikan. Faktanya, pelaksanaan UN 2013 telah gagal, kurikulum 2013
akan menghilangkan pelajaran Bahasa Inggris dan IPA-IPS akan dilebur serta
banyak lagi hal lainnya masalah kronik pendidikan. Jadi, sebenarnya pusat-induk
Jakarta ini tidak lagi dapat dijadikan panutan. Masing-masing daerah harus
menggali potensi sendiri-sendiri. Sebab, Jakarta dan daerah sudah pasti akan
berbeda. Guna apa melakukan study banding ke Jakarta. Lebih baik dana untuk
study banding digunakan untuk biaya perbaikan di masing-masing sekolah atau
untuk kesejahteraan guru. Sebelum melalukan study banding, tanyakan terlebih
dahulu apa urgensi dari study banding tersebut.
Berikut ini akan
diterangkan kisi-kisi persiapan sebelum melakukan study banding. Jika kita
adalah bagian dari institusi pendidikan perguruan tinggi. Apakah kita ingin
melakukan study banding kepada jurusan yang sama di perguruan tinggi yang
berbeda dan masih satu wilayah. Contoh sederhana: Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA
(Universitas Islam Bandung) akan study banding ke Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD
(Universitas Padjajaran). Sebaiknya sebelum study banding Fakultas Ilmu
Komunikasi UNISBA harus mengetahui seluk-beluk Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD
seperti siapa nama-nama dosen-dosen pengajar di UNPAD, perpustakaan, sarana
wifi, ruang kelas, kurikulum sks, dan seterusnya. Jadi, sudah ada studi sebelum
study banding. Hal ini penting sekali dilakukan. Sebab, jika kenyataannya
dosen-dosen UNPAD sama dengan dosen di UNISBA dan buku-buku rujukannya serta
kurikulum sksnya pun sama. Tidak perlu dilakukan study banding. Sedangkan untuk
study banding ke luar daerah sebaiknya semuanya dipersiapkan dengan baik dan
teliti seperti tiket pesawat, ongkos bis, akomodasi dan logistik, berapa lama
waktu study banding, rombongan terdiri dari berapa orang, dan seterusnya sampai
kepada hal-hal kecil sekalipun.
bersambung...
Comments