Orang-orang
mengatakan silat merupakan bagian tak terpisahkan dari dua kegiatan lain, yakni
salat dan silaturahmi. Ketiga kegiatan itu, yang istilah-istilahnya dekat
secara pengucapan, menjadi satu
rangkaian yang satu sama lain tak terpisahkan.
Di
masanya, latihan silat memang dilakukan selepas salat Isya(malam hari) di halaman
masjid, surau, meunasah, atau musala. Karena dilakukan usai salat berjamaah,
dengan sendirinya terkandung juga aspek silaturahmi dalam silat, yakni
terciptanya tali persahabatan dengan orang ramai. Akan tetapi, ada juga yang
melakukan latihan silat di dalam hutan yang tak boleh dilihat orang.Dan saat
berlatih itu, pembacaan doa-doa dalam narasi keislaman juga menjadi syarat yang
integral.
Sifat
dan kemelekatan silat dengan surau atau masjid ini kira-kira serupa dengan
kungfu yang lahir dan besar di kuil Shaolin. Keduanya merupakan contoh bela
diri yang lahir dan diasah di lingkungan spiritual. Hanya saja, dalam
perkembangan zaman, kedua bela diri tersebut sudah dapat dipelajari dimana saja,
tak harus di masjid, surau, atau kuil.
Baca selengkapnya di http://www.lenteratimur.com/silat-manusia-dan-harimau/
Comments