Oleh: Koko Hendrie Lubis
Kota Medan tampaknya punya beberapa produk asli minuman yang patut dibanggakan. Selain sirup markisa, terong Belanda, limun Aceh juga dikenal (dulu entah kalau sekarang) limun rasa Ice Cream Soda, Sarsaparilla, Rasberry maupun Orange Crush. Tujuh belas tahun yang lalu, masa-masa sekolah menengah jenis limun seperti ini bisa dengan gampangnya ditemukan diberbagai warung (kedai). Sekarang ketika menanyakannya, penjual banyak yang menggeleng (merasa aneh?, entahlah, kan ada minuman soda impor yang sangat terkenal itu). Malahan ada juga sebagian penjual yang tertawa.
“ Yang aneh lah abang ini, masak cari yang gak ada, yang ada aja dicari lah,” kata seorang cewek yang punya kedai di Jalan Amaliun.
Begitulah kenyataannya. “Rontok” semua produk kuliner khas Medan dari pasaran. Malahan Udin Sisir, teman baik saya ditertawakan pacarnya sendiri ketika dia malam mingguan mau mengajak pacarnya makan cenil.
Begitulah kenyataannya. “Rontok” semua produk kuliner khas Medan dari pasaran. Malahan Udin Sisir, teman baik saya ditertawakan pacarnya sendiri ketika dia malam mingguan mau mengajak pacarnya makan cenil.
“Nggak mau aku bang makan cenil, aku maunya makan Pizza, Burger atau Beef Steak,”kata Udin menirukan penolakan pacarnya tersebut.
Pembaca yang budiman, tapi tahukah anda bahwa yang pertama kali menemukan air soda (limun) itu bukan orang Medan? Melainkan orang Belanda. Namanya H. F. Tillema. Dia ini kesohor sebagai apoteker di Semarang sekaligus merupakan seorang pengarang buku, judulnya : Kromo Blanda yang terdiri dari empat jilid.
Tahun 1901, semasa Tillema masih hidup, dia membangun sebuah pabrik limun di Semarang. Produksinya yang pertama bermerk Hygeia, keluaran Firma Klaasesz en Co. Logonya kucing hitam dengan ekor yang meliuk-liuk. Pada saat yang sama, limun Tillema laku terjual sekira 500.000 botol. Satu pencapaian yang luar biasa mengingat produknya baru dilempar ke pasaran. Idenya ini sempat memancing kecemburuan di antara sesama pengusaha. Tapi sejarah telah dituliskan…
Kita tak tahu apakah limun ciptaan Tillema ini sempat memasuki Hotel De Boer (Dharma Deli sekarang). Yang jelas, belajar dari kisah Tillema, selagi dalam keadaan sukar untuk mencapai sukses, lebih baik menempuh jalan sendiri (dengan penciptaan ide bisnis tentunya).
Bukan mau promosi, tapi kalau abang, kakak, om, tante, adik, ingin membeli limun khas Medan itu tempatnya masih ada di sebuah kedai. Letaknya persis di depan pajak Firdaus Bandar Selamat. Tanya aja, dimana toko “ADI” di situ banyak terdapat limun khas Medan. Selamat mencari dan menikmati.
Bukan mau promosi, tapi kalau abang, kakak, om, tante, adik, ingin membeli limun khas Medan itu tempatnya masih ada di sebuah kedai. Letaknya persis di depan pajak Firdaus Bandar Selamat. Tanya aja, dimana toko “ADI” di situ banyak terdapat limun khas Medan. Selamat mencari dan menikmati.
Wassalam.
Comments