Persiapan Study Banding dan Cara Menyusun Laporan Study Banding (2)


Oleh: Setiadi R. Saleh
Teknik menyusun laporan study banding sebagaimana menyusun laporan ilmiah pada umumnya terdiri dari: latar belakang dilaksanakan study banding, tujuan diadakan study banding, bentuk study banding yang akan diikuti, tempat dan waktu pelaksanaan study banding, peserta study banding, hasil kegiatan study banding. Deskripsinya kira-kira seperti ini:

  • Latar Belakang Study Banding. Menulis latar belakang mengapa perlu diadakan study banding, apa argumentasinya. Pada bagian ini kita bisa mengulas kondisi-kondisi terkini lalu dikaitkan dengan institusi atau instansi tempat kita bekerja. Alasan diadakan study banding haruslah logis dan rasional. Jika study banding dilakukan hanya untuk “menghamburkan dana” dari suatu institusi atau instansi, gagalkan! Ini bukan zamannya lagi berpihak kepada hal-hal yang tidak berguna. Karenanya, perlu ada delegasi khusus sebelum study banding lakukan study terlebih dahulu. Sebab, study banding dilakukan dengan rombongan. Sedangkan studi sebelum study banding bisa dilakukan hanya dengan satu orang. Pikirkan sisi efektif dan efisiennya.
  • Tujuan Study Banding. Tujuan study banding harus jelas. Jangan setelah kunjungan study banding baru kemudian mengetahui apa-apa yang harusnya perlu ditanya, dipelajari. Karenanya, sebelum study banding perlu rapat internal, brain storming (curah ide, curah gagasan). Curah gagasan ini penting sekali untuk mewujudkan kesuksesan study banding.
  • Bentuk Study Banding. Study banding umumnya diadakan oleh sebuah institusi (pendidikan) atau instansi (jawatan). Bentuk study banding seperti apa dan bagaimana? Karena sekarang bentuk study banding berbeda-beda seperti materi pengenalan dengan cara belajar (teoritis) dan langsung praktik lapangan (pelatihan-workshop) atau kombinasi dari keduanya. Bentuk study banding di sini bisa juga peserta melakukan wawancara terbuka dan langsung kepada narasumber atau juga dapat menggunakan sistem angket untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan peserta terhadap studi banding.
  • Tempat dan Waktu Pelaksanaan Study Banding. Penentuan dan waktu pelaksanaan study ini penting sekali untuk ditentukan. Misalkan kita menyusun acara study banding jauh-jauh hari dengan harapan segala sesuatu dapat disiapkan lebih awal, lebih mudah, dan lebih cepat. Termasuk di antaranya mengkoordinir dan mengumpulkan dana. Panitia harus menyiapkan “round down” turunan acara kegiatan study banding mulai dari A-Z.
  • Peserta Study Banding. Sebagaimana yang sudah diterangkan, apakah study banding yang akan dilakukan ini berasal dari institusi pendidikan ataukah dari instansi jawatan. Bisa saja yang melakukan study banding berasal dari instansi jawatan yang sedang menempuh suatu studi di sebuah institusi. Jadi, bekerja sekaligus menempuh pendidikan. Peserta study banding hendaknya tidak terlalu banyak orang. Nantinya malah tidak studi melainkan hanya sekedar “jalan-jalan.”
  • Hasil Kegiatan Study Banding. Penulisan laporan study banding dapat memanfaatkan seluruh materi dan dokumentasi study banding. Hasil dokumentasi ini perlu diolah lagi jangan sampai bagian penting dalam penyusunan laporan menjadi hilang. Karenanya, selama study banding jangan lupa membawa kamera atau cukup menggunakan smartphone (ponsel pintar) yang dapat memotret, merekam audio suara wawancara, visual (meliput video), dan banyak lagi kegunaanya.
Penulisan laporan study banding yang berkualitas selalu berpedoman kepada metodologi penelitian. Metodologi penelitian yang sudah dikenal dan menjadi rujukan terhadap semua penulisan ilmiah ada dua metodologi yakni: metodologi penelitian kualitatif (wawancara) dan metodologi kuantitatif (angket). Selain itu, jangan lupakan satu hal bahwa study banding bukanlah satu arah melainkan study berkepanjangan yang berkesinambungan. Hal ini penting sekali untuk membuat perbandingan. Apakah setelah study banding sebuah institusi atau instansi menjadi lebih baik atau lebih buruk.[]



Comments