Merancang Masa Depan Si Buah Hati: Anak Cinta Buku!






Merancang Masa Depan Si Buah Hati: Anak Cinta Buku!
Oleh: Setiadi R. Saleh, S.Sos,

P
erkembangan anak merupakan sebuah proses, bukan perlombaan. Kita bersikap seolah-olah anak yang bisa berjalan dan berbicara paling awal adalah yang paling pintar, pun demikian halnya dengan membaca dan mengenal huruf. Kita lupa bahwa setiap anak memiliki karakter dan minat yang berbeda. Orangtua terkadang “termakan” iklan sehingga tergesa-gesa mengharapkan dan memaksa anak untuk bisa melakukannya sekaligus.
Mengajari anak mengenal huruf dan menyukai membaca sebenarnya bermula dari rumah. Sebab, rumah adalah pendidikan sekaligus sekolah perdana. Sedangkan sekolah semacam PAUD, TPA, TK,  (Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Pendidikan Alquran-metode Iqra, dan Taman Kanak-kanak) merupakan pendamping.
Sebagian besar orangtua bertanya, kapankah usia yang tepat untuk mengajari Batita dan Balita mengenal huruf dan menumbuhkan minat baca? Tidak ada aturan baku, saya bersama istri mengajari dan mengenalkan huruf kepada kedua anak kami sejak usia 2 th. Maula Mazin 5 th 8 bln, saat ini kelas 2 SD. Kenal huruf ketika usia 3 th dan bisa baca sebelum 4 th. Kidung 2 th 5 bln, adik Mazin sekarang sudah tau dan kenal 4 huruf: Q O A B. Fokusnya adalah pengenalan, baru kemudian pelatihan. Bukan hafalan. Saya sendiri tidak punya metode khusus terpeting anak hepi.  
Khusus untuk sang ibu tentu akan berbeda. Sejak janin di dalam kandungan, sang ibu sudah mulai banyak latihan apa saja seperti mengucapkan, menyenandungkan huruf-huruf menyukai membaca atau latihan bermusik. Pendek kata, jangan malas-malasan. Jika sang ibu merasa tidak hobi dan tidak berbakat alias tidak suka buku, maka bakatilah. Mungkin timbul pertanyaan, apa pentingnya lagi membaca buku konvensional. Bukankah era buku kertas sudah tamat? Tidak tamat! Berkurang perlahan Ya!
Buku cetakan edisi kertas dapat melatih mata, imajinasi, penyerapan serta pengendapan terhadap isi buku. Sedangkan membaca digital, e-book atau melalui layar ponsel dan smartphones sangat lain sekali. Sebentar-bentar mata serta tangan kita “gatal” untuk mengubah dan menganti-ganti. Tidak bisa tekun sabar dan tahan lama dalam membaca meski sebentar. Tau-tau kita sudah langsung menggerakkan mouse dan mengarahkannya ke yang paling bawah. Setelah itu selesai, apa yang kita dapat?
Saya lahir di era 70-an dan sulit lepas dari “buku kertas.” Setiap punya sedikit uang, saya paksakan diri membeli buku walaupun perlu menabung receh demi receh, koin demi koin. Entah kenapa dan mengapa saya merasa kebanyakan informasi di internet adalah sampah. Saat saya buka email, suka atau tidak suka saya “dipaksa-disodorkan” iklan, berita artis, politik, dan hal-hal remeh yang sebenarnya tidak saya perlukan. Kecuali, lowongan kerja pasti saya baca. Alasannya, karena saya memerlukannya. Maklum, saya tidak punya pekerjaan lain selain menulis. Satu-satunya dan yang senantiasa membuat saya “kesurupan” adalah menulis dan menulis. Walaupun saya sadar keluarga harus ikut menanggung kepedihan akibat belum bisa memberi istri-anak kesenangan. Kebahagiaan pasti sudah, saya yakin itu. Keberlimpahan saya adalah setiap bangun pagi menciumi kedua anak dengan sebanyak-banyaknya ciuman. Berusaha merancang masa depan mereka dengan mengajari apa yang saya miliki yakni, ilmu. Saya tertawa, saya bernyanyi, saya melucu. Sesekali marah juga kepada anak.
Cinta Buku Sejak Usia Dini
Menumbuhkan minat anak terhadap buku bacaan dan buku tulis sebaiknya didahulukan dengan mengajarinya tau dan kenal huruf. Umumnya, anak usia 18 bulan memiliki rasa ingin tahu yang amat besar. Keingintahuan tersebut muncul melalui gambar serta warna-warni yang menarik perhatian anak. Buku-buku bacaan yang memiliki karakter nuansa bergambar lucu dan atraktif pasti lebih menggoda dibandingkan yang berwarna datar dan monokrom. Jika menarik anak pasti tertarik!

Tips dan kiat kecil agar anak mengenal huruf dan mencintai buku:

·         Keteladanan orangtua dengan membaca setiap hari.
·         Ajak anak berinteraksi, bersosialisasi, berkreasi, dan berimajinasi dengan buku.
·         Sediakan buku favorit di tempat yang mudah dijangkau, di mana saja.
·         Ciptakan suasana menyenangkan.
·         Jangan batasi bahan bacaan.
·         Arahkan anak tau selera dan menyukai buku berkualitas. Ini penting!
·         Gunakan media apa saja seperti menempel kata dan huruf magnet di kulkas.
·         Gunakan gambar kalimat sederhana dan singkat.
·         Beri mainan yang dapat memperlancar bacaan.
·         Belajar menggunakan mouse dan keyboard.
·         Membuat pengalaman interaktif.
·         Membaca puisi, mengucapkan kata-kata berima dalam suasana bermain.
·         Mengenalkan huruf dengan dinyanyikan dan disenandungkan A, B, C, D, dan seterusnya.
·         Orangtua juga harus ekstra sabar. Sebab, sebagian anak kecil ada yang rewel.
·         Perkenalkan huruf vokal dan ajari juga Ba,Bi, Bu, Ca, Ci, Co, dan seterusnya.
·         Cari poster berwarna-warni dan bertuliskan huruf-abjad misalnya A = Ayam, B = Beruang C= Cacing D= Dolphin, dan seterusnya
·         Di sela-sela bercanda dengan anak. Rajin-rajin dan sering-sering mengatakan misalnya rambutan huruf awalnya apa? Atau dengan kata-kata yang lain.
·         Anak menyukai tokoh komik dan kartun tertentu. Jika anak menyukai Spider-Man. Biarkan ia total mengeksplorasi kegemarannya. Orangtua tinggal mengenalkan huruf-huruf dari tokoh kegemarannya. Misalnya Spider-Man terdiri dari huruf apa aja, S-P-I-D-E-R, bacakan dan nyanyikan Spider, lalu M-A-N, Spider-Man.
·         Tirukan suara-suara binatang.
·         Bacakan setiap tulisan yang tertera pada apa saja dan ditemukan di mana saja. Misalnya poster atau spanduk di jalan, billboard, iklan televisi, struk pembayaran atau di bungkus snack.
·         Alat tulis, dan sarana menggambar. Jangan batasi anak dengan pensil atau alat tulis tertentu.
·         VCD interaktif dan internet.
·         Di dinding kamar. Ia corat-coret dengan grafiti abstrak. Orangtua jangan marah, karena itu baru sebagian kecil dari ekspresinya, karena itu sediakan kertas dan whiteboard.
·         Alat peraga huruf besar-besar. Ajarkan juga anak mengenal huruf kecil misalnya a kecil, b kecil dan seterusnya.
·         Meminta dia untuk 'menebak' kata yang hilang seperti setelah huruf R huruf apa?
·         Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menyuruh-memaksa-meminta anak agar suka buku. Dulu saja ketika anak-anak belum bisa mengenal huruf. Saya dan istri sangat antusias mengajari anak membaca. Kemudian membebaskannya dan selanjutnya untuk anak cinta terhadap buku. Itu hal individu anak, ia yang memutuskan.


Jangan mencoba menggunakan semua cara dalam satu waktu sekaligus, perlahan-lahan! Berkonsentrasilah pada proses. Beri keyakinan kepada anak bahwa mereka bisa! Bagi anak, menulis juga berarti menggambar, begitu pun sebaliknya.

Orangtua jangan khawatir dan takut atau merasa sayang memberikan anak dengan kertas, pena, dan lain sebagainya. Orangtua masih saja bingung, begini saja, jika ada satu lagu yang disukai anak, gunakan nada dalam lagu tersebut, tetapi liriknya diubah dengan mengenalkan huruf.

Satu hal lagi berhentilah menonton siaran sinetron, gosip artis dan berita buruk. Pilihlah televisi yang menawarkan keteladanan seperti DAAI TV, dan tv-tv lainnya. 

Anda sebagai orangtua pasti tahu, pasti bisa dan pernah mencobanya. Kemudian, manfaatkan sekeliling, semua bisa menjadi sarana belajar. Saatnya merancang masa depan si buah hati dengan mengajarinya mengenal huruf dan hobi membaca. Seperti kata Khalil Gibran: “Anakmu bukan milikmu. Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau. Berikan mereka kasih-sayangmu, jangan sodorkan bentuk pikiranmu. Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu.[]

Comments