Apa yang manusia cari?



Oleh: Setiadi R. Saleh

Manusia adalah makhluk Allah yang sengaja diberi instrumen akal pikiran untuk mengasihi sesama tanpa harus terselubungi oleh suku, bangsa, agama, dan keimanan tertentu. Manusia juga terkena kewajiban untuk memelihara keberlangsungan alam semesta termasuk menjaga lingkungan tempat ia tinggal.


Mengapa manusia begitu istimewa? Sebab, manusia adalah wali Allah di bumi dan di langin. Sekalipun manusia berdiam di planet bumi secara sunnatullah, ia bertaut erat dengan seluruh isi kosmik dunia. Lalu untuk apa Tuhan yang sudah sempurna dan Maha Memiliki segalanya masih harus menciptakan manusia yang notabene lemah dan tergesa-gesa dan seringkali menderita kerugian, lalim, kikir, dan gelisah (QS 17:11, QS 70:19-34). Ketahuilah Allah Mahatahu dan Maha Berkehendak atas ciptaan-Nya. Berterima kasihlah kepada Tuhan yang telah menciptakan kita sebagai manusia bukan dijadikan hewan melata yang berjalan dengan perut atau bernafas dengan insang. Sungguh Allah Mahakasih.
 

Kemudian dalam siklus abadi perputaran waktu, apa yang manusia cari? Apakah ketenangan, kedamaian, kekayaan, atau apa? Jika ada yang dicari berarti ada yang hilang. Jika ada yang hilang berarti sebelumnya dimiliki dan memiliki. Tuhan Mahabaik, tidak pernah melarang hamba-hamba-Nya untuk meraih keinginan dan memenuhi hatinya dengan semua permohonan. Tetapi, sebagian orang bijak berkata, "semua isi dunia cukup baginya kecuali keinginannya." Dan sebagian orang bijak yang lain berkata, "Allah sudah mencukupi semua kebutuhan jauh hari sebelum manusia menginginkannya." Para filsuf agung menasihati, "manusia pasti dan selalu menemukan apa yang tidak ia cari."

 
Jika kekayaan yang dicari dan kemudian didapat lalu apa? Begitu selanjutnya dengan partikel-partikel munajat lain yang masih banyak terkubur dalam benak manusia. Allah berkata:

 
Dan Dia Allah, Tiada Tuhan selain Dia. Segala puji dari awal hingga akhir, milik-Nya jua. Dan seluruh hukum hanya ada pada-Nya. Segala sesuatu kembali kepada Dia (QS 28:70) Akhirul kalam, Rasulullah mengingatkan bahwa tujuan hidup manusia adalah karena Dia, oleh Dia, dan untuk Dia yang Maha Memiliki segalanya.[]

Comments