Quantum Qalbu, The Nourishment of Hearts


Quantum Qalbu, The Nourishment of Hearts
Oleh: Setiadi R. Saleh, Sos.,


M
enurut Saeko Yazaki dari Universitas Ediburgh, Abû Thâlib al-Makkî memiliki keistimewaan dalam memroses konseptuliasi hati atau qalbu ke dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun kelihatan seperti ‘mesin mistis’ tetapi karya al-Makkî tidak mengandung absurditas. Bahkan sangat jernih, terang, dan tepat untuk pengajaran nilai-nilai religius Islam. Pendapat yang tak kalah penting dari Annemarie Schimmel. Menurutnya, Qutul Qulub (Quantum Qalbu) berdimensi sufistik dan telaah psikologis dunia Islam di kurun awal. Sementara di mata orientalis Jerman— Brockelmann, Quantum Qalbu adalah karya terbesar dalam tasawuf, dipandang sebagai sumber utama yang digunakan Al-Ghazâlî dalam menulis kitab Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn. Bahkan Al-Ghazâlî sendiri dalam kitab, Al-Munqidz Min adh-Dhalâl memberikan pernyataan yang mengakui hal ini. Qutul Qulub (Quantum Qalbu) merupakan kitab yang amat terkenal di kalangan para ulama dan memperoleh perhatian besar dari mereka, dan juga telah mengilhami banyak karya lain yang ditulis setelahnya. Anda wajib membaca sumber inspirasi Al-Ghazali ini sebagai nutrisi untuk hati.

Muhammad bin ‘Ali bin ‘Athiyyah al-Hâritsî al-Makkî, yang dikenal dengan Abû Thâlib al-Makkî, lahir di Makkah. Ia belajar kepada beberapa orang guru di bidang hadis dan ilmu tarekat, kemudian ia pindah ke Bashrah, lalu ke Baghdad dan wafat di sana pada 386 H. Ia seorang ulama yang banyak melakukan riyâdhah (olah batin) dan mujâhadah. Konon, selama bertahun-tahun ia tidak mengonsumsi makanan selain sayuran yang ditanamnya sendiri, sehingga kulitnya memucat.



Abû Thâlib memberi bimbingan tentang pengarahan kebaikan yang tertanam dalam refleksi memahami Islam dan Allah SWT yakni, menempatkan qalbu sebagai ‘kunci pertanyaan’ sekaligus ‘jawaban.’ Ia menjelaskan bagaimana iman bekerja, ilustrasinya mengikuti entitas ide untuk hati. Qalbu atau jantung menurut sufi bukanlah organ fisik yang memompa darah  dan mengalirkan ke seluruh tubuh. Tetapi, secara metafisika dan metafora berfungsi sebagai pengurai panggilan jiwa melangkah kepada Cahaya.  Kita membutuhkan mata qalbu. Sebab, apabila qalbu rusak, timbullah dosa dan keburukan. Apabila doktrin spiritual berupa zikir  (meditation and remembrance of God) kurang ‘disusupi’ dengan menjaga kebersihan, ketulusan, keikhlasan, qalbu tidak dapat memantulkan rona Keilahian. Sedangkan di antara cara untuk menunjukkan kesungguhan bertobat adalah menganggap besar terhadap dosa kecil, karena ada pendapat yang menyatakan bahwa tiap kali seorang  hamba menganggap besar terhadap dosanya, dosa tersebut menjadi kecil di sisi-Nya. Sebaliknya, jika seorang hamba beranggapan dosanya kecil, dosa tersebut menjadi besar di sisi-Nya. Dalam sebuah khabar dinyatakan, “Orang beriman adalah orang yang beranggapan bahwa dosanya laksana gunung di atas kepalanya sehingga ia merasa takut bahwa gunung tersebut akan menimpanya. Sedang orang munafik beranggapan bahwa dosanya laksana lalat yang hinggap di hidungnya, kemudian ia mengusir lalat tersebut, sampai terbang.”

šœ

Dalam versi Indonesia yang diterbitkan oleh Pustaka Hidayah Bandung, Qutul Qulub (Quantum Qalbu) dibagi dalam dua jilid. Buku Pertama tentang: Ayat-ayat Alquran tentang orang salih;  tata-cara wirid; amalan siang dan malam; zikir dan doa setelah subuh; shalat sunnat fajar; keutamaan shalat siang dan malam hari; shalat  witir dan keutamaan shalat malam;. waktu-waktu mustajab dan shalat tasbih; tentang Alquran;. seluk-beluk shalat Jumat; tentang puasa. Buku Kedua tentang: kedudukan orang-orang yakin; lintasan hati; ahli hati, dan sifat hati; ragam ilmu dan keutamaannya; tentang ilmu makrifat;  ilmu batin dan ilmu lahir; keutamaan ilmu iman dan ilmu yakin dibanding ilmu yang lain; dan tentang hakikat zuhud.

Pesan paling menohok yang diingatkan oleh al-Makkî adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw., “Barang­­­­siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di hadapan Allah, hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Tinggalkan perkara yang mengganggu hatimu, dan minta fatwalah kepada hatimu, walaupun banyak orang yang memberikan fatwa!”[]

Keterangan spesifikasi buku:
Buku Pertama
Text Box: Judul Asli : Qûtul-Qulûb Fi Mu‘âmalat al-Mahbub Wa Washfi Thariq al-Murid ilâ
 Maqâm at-Tauhid, 
Judul Indonesia: Quantum Qalbu—Nutrisi untuk Hati
Penulis  : Muhammad bin ‘Ali bin ‘Athiyyah al-Hâritsi Abû Thâlib al-Makkî
Penerjemah : Ija Suntana
Ukuran  : 16 x 24 cm
Halaman : 694 Hlm
Penerbit : Pustaka Hidayah
ISBN  : 978-979-1096-57-7Buku Kedua












Comments