Mengenang Steve Jobs 1955-2011

Oleh: Setiadi R. Saleh

Saat pertama melihat gambar [foto] ini di Jalan A. Yani Kesawan Medan, yang terpikir oleh saya adalah buku biografi Steve Jobs, pendiri Apple Inc, bukan produk Apple seperti Iphone 4 dan gadget superpintar lainnya. Kurang lebih sebulan ini, wajah Steve Jobs akrab sekali kita liat di manapun: media cetak dan elektronik, toko buku, toko buku online, diskusi, dan resensi. Hal ini dikarenakan buku biografi Jobs laris-manis. Dan pada 5 Oktober 2011, ia pergi untuk selama-lamanya di usia yang masih muda, 56 tahun. Jobs meninggal akibat kanker pankreas. 

Buku biografi Steve Jobs karangan Walter Isaacson yang diterbitkan Simon & Schuster di New York dijual seharga 17,88 dollar, dan dalam sepekan terjual 379.000 eksemplar [cetak ulang tiga kali]. Sungguh, jumlah yang fantastik untuk zaman yang serba online-digital. Buku konvensional [edisi cetakan kertas] masih digandrungi.  

Sejumlah tokobuku e-book seperti Amazon dan Barnes & Noble menyediakan layanan  pre-order. Ribuan pesanan buku datang jauh-jauh hari sebelum bukunya dirilis. Tidak heran, buku ini langsung melejit. Di Indonesia, edisi Inggrisnya pun dijual di toko-toko terkemuka dan dipatok harga sekisar Rp. 340.000,- Sebaliknya, di Indonesia pun buku ini mendulang sukses. Edisi Indonesianya, diterbitkan oleh penerbit Bentang Yogyakarta dan dijual seharga 119.000,- 

Buku biografi Steve Jobs menarik dibaca karena terdapat 40 wawancara eksklusif dengan ratusan kerabat, teman, musuh, pesaing, Walter Isacson menuliskannya dengan sangat jenius.

Mini Biodata Steve Jobs
Saya termasuk orang yang mengidolakan Steve Jobs. Dahulu, saya pikir Bill Gates dan Microsoftnya adalah yang terhebat dan satu-satunya pemilik piranti teknologi canggih di dunia. Ternyata masih ada produk tandingan lain yang dapat menyaingi microsoft yakni produk Apple Inc seperti MacBook Air, Ipod, Iphone, Ipad, dan Steve Jobs adalah aktor di balik kegemilangan Apple.
Sumber lengkap wikipedia menyebutkan, pada bulan April 2009, Jobs menjalani transplantasi hati di Methodist University Hospital Transplant Institute di Memphis, Tennessee. Satu setengah tahun kemudian Jobs kembali melakukan transplantasi. Jobs mengumumkan mengundurkan diri dari Apple Inc. "agar ia dapat fokus pada kesehatannya."

Orang menyukai Jobs karena dalam setiap pidatonya banyak mengungkap hal-hal filosofis seperti ketika ia meramalkan masa depan Apple Inc. Jobs adalah penganut agama Buddha. Ketika muda, ia pernah melakukan perjalanan spiritual ke India untuk mengunjungi Neem Karoli Babadi Kainchi Ashram-nya. 

Siapa sangka Steve Jobs pernah mengalami masa-masa gelap, kurang berhasil. Ia pernah tidur di lantai kamar temannya, menjadi tukang antar botol-botol Coke bekas, dan ia pun pernah menerima makanan gratis di wihara Hare Krishna setempat. Kini, dunia merasa kehilangan Jobs dan merasakan karunia besar dari hasil kreasinya.
Selamat jalan Steve![]

Comments