Hari Ini Takdir Menjadi Teman Kita

Oleh: Setiadi R. Saleh, S.Sos.,

Pengertian qadha dan qadar memiliki pengertian hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Qadha adalah ketetapan Allah sesuai kehendak-Nya. Sedangkan qadar adalah kepastian, peraturan, dan ukuran. Hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.

Kadang sebagian besar orang menggunakan atau menyamakan istilah qadha dan qadar dengan takdir atau nasib. Takdir artinya bahwa Allah memiliki pengetahuan sebelumnya atas perbuatan manusia, namun Dia tidak memaksa siapapun untuk bertindak dalam cara tertentu. Dalam Islam percaya kepada qadha dan qadar termasuk ke dalam rukun iman.
Rasulullah saw bersabda: “Ketika seseorang berada dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging.  Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari Muslim).

Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti manusia menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia wajib untuk berusaha, sebab usaha dan ikhtiar dengan ikhlas akan diganjar pahala berlipat-lipat.

Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa ke hadapan Khalifah Umar. “Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ” Allah menakdirkan saya menjadi pencuri.”

Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potong tangannya.” Orang-orang bertanya, “Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?” Khalifah Umar menjawab, ”Itu setimpal. Ia wajib dipotong tangannya karena berdusta atas nama Allah”.

Allah SWT menciptakan segala sesuatu serta menetapkan kadar dan ukurannya masing-masing dari segi kuantitas, kualitas, ruang dan waktu. Hal ini terbentuk di dalam rangkaian sebab-sebab. Tahap qadha bersifat seketika dan apabila telah terpenuhi sebab-sebab dan syarat-syarat, maka pasti akan terjadi akibat. Allah SWT berfirman: “Apabila Allah menetapkan suatu perkara, Ia akan mengatakan, “Jadilah.” Maka terjadilah.” (QS 3:47). “Sesungguhnya Allah SWT akan menghapus apa-apa yang Ia kehendaki dan juga akan menetapkannya. Di sinilah terdapat ummul kitab (kitab induk).” (QS 13:39).

Faktor Pengubah Qadha
·         Sedekah
·         Birrul walidaini-patuh kepada kedua orangtua
·         Silaturahim
·         Doa

Pendapat sebagian ulama tentang takdir
·         Takdir mua’llaq, erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
·         Takdir mubram, terjadi pada diri manusia dan tidak dapat ditawar lagi.
·         Hikmah beriman kepada qadha dan qadar bertujuan melatih kesabaran, rasa syukur, menjauhkan sifat sombong serta putus harapan, menenangkan jiwa, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri.
·         
 K Kebebasan bertindak adalah karunia dari Allah. Allah telah memberi manusia kekuatan, kebebasan, kekuasaan, anggota tubuh, hikmah, dan segala sesuatu yang dengannya kita melakukan pekerjaan.
·         
      Dalam pandangan Imam Ja’far Shadiq, “Tidak ada paksaan (oleh Allah) dan tidak ada pelimpahan kekuasaan (dari Allah). Namun satu kondisi di antara dua kondisi. Anggaplah engkau melihat seseorang berniat untuk melakukan sebuah dosa, dan engkau melarangnya. Tetapi ia tidak mendengarkanmu. Lalu engkau meninggalkannya dan ia melakukan dosa tersebut. Kini ketika ia tidak memperhatikanmu dan engkau meninggalkannya, tak seorangpun bisa mengatakannya berbuat dosa.”
·        
       Kepercayaan terhadap kemutlakan qadha Ilahi pada perbuatan-perbuatan manusia disebut jabariyah (determinisme). Sedangkan kaum mu’tazilah “menolak” qadha Ilahi pada seluruh perbuatan manusia yang bersifat sengaja dan berkehendak bebas.
·         Perbuatan manusia senantiasa membutuhkan dan bergantung kepada Allah SWT, dan tidak mungkin keluar dari kehendak Ilahi. Seluruh sifat-sifat makhluk, ciri-ciri khusus dan berbagai kelebihannya serta batasan-batasannya selalu berhubungan dan bergantung kepada takdir dan qadha Allah SWT. “Dan kalian tidak berkehendak melainkan Allah, pengatur alam semesta inilah yang berkehendak.” (QS 81:29)
·      
         “Dan manusia tidak akan mendapat balasan apa-apa melainkan apa yang telah ia usahakan sendiri.” (QS 53:39).

Terpenting dari pelajaran qadha dan qadar. Kita yakin akan keadilan Ilahi. Sebab, takdir adalah ilmu Allah. Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka bumi, dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang.

Comments