Kisah-kisah Nelangsa Begitu Rupa

Kisah-kisah Nelangsa Begitu Rupa

 

Aku menerima resiko seperti menangkap petir di langit
hitam marcapada yang lumpuh
pulang ke utara serpihan pulau
dan angin-angin yang berpilin 
mengurapi gunung-gunung di tepi laut
dan jiwa-jiwa yang terbasuhi lumpur
tenggelam dalam kehampaan rawa-rawa

aku terhampar seperti buana yang koyak
terasa begitu kalah oleh keindahan gelombang pasang
terasa begitu biasa oleh kilat dan gemertak pecah-pecahan sinar sabit bulan
aku bagaikan lukisan energi yang mengambang di mata air
dan Tuhan yang Maha Lembut bicara kepadaku lewat penguasa maut
engkau yang lekat dalam pertalian asam asmara bersyukurlah
karena keberkatan yang pahit itu takkan lestari seperti perkiraan mereka yang mengkafirkan aku begitu rupa

Jauh hari sebelum ini hari ini
aku telah berlindung kepada Raja dari
segala sesembahan manusia
dari kemiskinan batin
dari keterpurukan menguliti kulit kehidupan yang tak lagi sama tiap tahunnya
dari keperihan ratap-ratapan kelamin yang merindukan sarang perjamuan
dari tekanan hutang-hutang sembahyang yang belum terbayar dengan hati lapang

Doaku adalah cahaya mayapada yang menyala-nyala
dan ibadahku adalah pelita api yang tersembunyi 
untuk suatu apa kematian dan kehidupan dipergunjingkan
demi suatu apa kefanaan yang tiada tara itu dirangkai kembali
sedang makian orang jadi tai
hinaan orang jadi dahak
dan cercaan orang jadi kuman
sanjungan orang jadi semacam ramuan
aku bertumpu pada
kepala yang menyimpan kitab seluruh zaman
dan bertanya
dalam kejernihan akal pekerti
terbuat dari apa larutan perasaanku ini
hinga nelangsa begitu rupa







Comments