Debu


Oleh: Setiadi R. Saleh

Sudah sering kita mendengar atau membaca bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti memiliki manfaat. Bagaimana dengan debu? Debu dapat menimbulkan penyakit alergi dan gangguan pernafasan (ISPA), juga flu, batuk, meriang, dan radang tenggorokan. Tetapi, sesungguhnya dalam penciptaan semesta terdapat juga partikel debu di dalamnya. Debu adalah sebuah evolusi sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungan. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Ayat-ayat Alquran yang menyatakan bahwa alam semesta dan isinya diciptakan dalam enam masa menunjukkan adanya proses kejadian yang tidak sekaligus jadi, termasuk debu.

Dalam kajian-kajian ilmiah yang lain disebutkan, masa pemadatan kulit bumi agar laik dihuni makhluk hidup adalah masa keempat. Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan unsur-unsur radioaktif di bawah kulit bumi. Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebur, antara lain muncul sebagai lava dari gunung api. Pemadatan kulit bumi yang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang nampaknya dimaksudkan "penghamparan bumi," Allah berkata:

"Dan bumi sesudah itu (sesudah penciptaan langit) dihamparkan-Nya." (QS 79:30).
Masih menurut Alquran, tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima dan keenam itulah yang dimaksudkan Allah memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya (QS 41:10). Di dalam QS 79:31-33 hal ini diungkapkan sebagai penutup kronologis enam masa penciptaan, "Ia memancarkan daripadanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu".
 

Meski penciptaan debu sudah ada sejak bumi ada. Di atmosfer bumi, debu berasal dari sejumlah sumber  yang disebarkan melalui angin, letusan gunung berapi, pencemaran, dan lain-lain. Debu udara dianggap aerosol dan dapat memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat di atmosfer dan berpengaruh pada iklim. Di samping itu, jika sejumlah partikel kecil disebarkan ke udara di daerah tertentu (seperti tepung terigu), dalam keadaan tertentu ini dapat menimbulkan bahaya ledakan.

Bukankah debu juga yang akan kita gunakan untuk bertharah (bersuci) ketika air tiada. Bukankah kelak ketika kita mati akan kembali menjadi tanah yang berdebu. Subhanallah, sungguh Allah SWT Mahakuasa atas segala sesuatu.[]



Comments