“Membasuh Kenangan” di Kampong Kolam, Damai dan Tenang

Di Kampong Kolam di antara ladang jagung
BULETIN bulanan Seruan Sanubari No. 1 | Nov 2012 Masehi/Muharram 1434 H Pertanian, Nelayan, Transportasi, Pendidikan, dan Kemanusiaan  


Kampong Kolam terletak di Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebagian besar penduduknya adalah petani. Masyarakat yang mendiami Kampong Kolam umumnya adalah masyarakat Jawa, Toba, Mandailing, Karo, Melayu, Banten, Aceh, Tionghoa. 

Di kampong yang tenang, jalan berbatu sedang diaspal. Kendaraan umum sesekali masuk ke lokasi perumahan. Orang-orang bersepeda sama banyaknya dengan mereka yang bersepeda motor. Tiap sore menjelang, bangau putih terbang di antara ladang jagung. Ikan berenang mengikuti alur berlumpur. Anak-anak kecil menggembala bebek, kambing, dan lembu. Sebagian lagi, bermain bola bertelanjang kaki, tak peduli sengat mentari menyirami. 

Pemandangan di Kampong Kolam sungguh asri. Batang padi kuning bersemi, burung-burung pipit memakan butiran padi. Kabut turun di pagi hari, capung merah hinggap di dahan patah, belalang melompat ke tangkai tebu, pohon seri yang lapuk daun-daunnya terbang melaju dikemudikan angin, rumput liar merayap di antara rimbunan bambu, laba-laba mungil terperangkap di jaringnya sendiri, kupu-kupu sayap pelangi turun ke tanah lalu melesat lagi ke udara. 

Bila musim panen padi tiba. Motor [mobil] penggiling padi lewat setiap sore. Penduduk menggilingkan padi tanpa harus ke kilang padi. Singkat kata, kita dapat melihat penduduk kampong menebar benih, hijau semata mengisi jiwa, sayur-mayur dari daun ubi, bayam, terong, kacang panjang dan seluruh kehidupan makhluk hidup tumbuhan dan tanaman yang kita anggap sudah musnah, di Kampong Kolam masih ada. Pun demikian senyum ramah penduduk Kampong Kolam dapat dengan mudah dapat kita jumpai sehari-hari. Di Kampong Kolam sebenarnya pelbagai fasilitas sudah tersedia: sambungan internet speedy, mini market, tv kabel, telepon, listrik voucher, pompa bensin kecil, bengkel sepeda motor, pasar [pajak], klinik sehat, bidan jaga, sekolah dari PAUD, SD, masjid, gereja, dealer ponsel dan showroom motor [kereta], mall yang belum ada atau mungkin sebaiknya tidak perlu ada. Siaran televisi dan radio streaming bisa ditangkap jelas, berita-berita Holywood yang informasinya tidak dibutuhkan pun tembus ke ruang-ruang keluarga. 

Sehari-hari, pada umumnya penduduk Kampong Kolam hidup dari apa yang ditanam, dituai, dan dipiara seperti menanam sayur-mayur berupa jagung, daun ubi, kangkung darat, dan daun pakis, kacang panjang, pepaya, cabai. Memelihara bebek, kambing, ayam, entog. Jika ingin makan ikan mujair, gabus, lele, belut tinggal memasang bubu perangkap. Pada hari-hari tertentu hewan piaraaan bernilai ekonomis seperti untuk hajatan, lebaran qurban. Ada saja yang memesan kambing dan entog. Dan mereka harus rela melepaskannya. “Apa pun yang kami miliki, kami ingin berbagi. Sebab, kami tau rezeki Tuhan ada dan bertunas saat berbagi.” Demikian yang sering diucapkan penduduk Kampong Kolam. 

Sejak direncanakan beroperasinya bandara baru NIA [Namu International Airport] 2013 menggantikan bandara Polonia Medan yang sudah berusia 70 tahun lebih. Kampong Kolam kini tambah padat. Harga tanah, harga rumah, tadinya tiada berharga, kini sangat bernilai. Waktu tempuh ke Kuala Namu sekitar satu jam. 

Selain itu, kita masih dapat melihat rumah-rumah kebon berdinding papan sisa kolonial. Lalu perkebunan sawit, dan tembakau. Dan apabila dari titik tempat kita berdiri di hamparan luas tanpa aras batas, tampaklah di kejauhan juntaian kabel-kabel sutet dan tower BTS. Mega-mega jingga pelan-pelan pupus. Malam sekejap masa menebarkan gelap. Suara derik serangga mengisi relung batin. Syahdu dan pilu menemani sunyi. Angin malam yang senyap, biji-biji embun pagi hari serta kearifan Subuh mengajarkan makna daur kehidupan. Masa lampau dan kekinian hadir bersamaan. Inilah yang mengawali catatan edisi perdana kami dengan tema KAMPONG KOLAM. Redaksi 


Isi lengkap buletin dapat didownload di blog ini. Kami juga dapat mengirimkannya langsung ke email Anda. Bagi yang berminat silakan email ke setiadisejati@gmail.com
 



Comments