Mengenal Jenis Gajah Dalam “Ranah Luas” (1)


Oleh: Setiadi R. Saleh

Gajah adalah hewan mamalia besar yang menyusui dan melahirkan. Jenis gajah berbeda-beda. Ada gajah yang berasal dari Afrika, India, Sumatera, Kalimantan, dan seterusnya. Keistimewaan gajah bukan hanya sebagai hewan tetapi juga sebagai kawan bagi manusia. Gajah sejak dahulu menjadi hewan yang melegenda. Pada zaman Alexander Agung gajah-gajah dilatih untuk berperang (elephant war). Jauh sebelum itu sebelum masehi gajah adalah dewa pelindung bagi kepercayaan Hindu yang disebut Ganesha.

Spesies gajah termasuk hewan purbakala yang terus berkembang biak dan masih dapat kita lihat sampai sekarang. Spesies yang sudah punah dari gajah adalah mammoth dan mastodon. Gading gajah sangat berharga dan tergolong buruan terbesar sepanjang sejarah pembunuhan terhadap hewan. Gajah adalah mamalia darat terbesar yang dapat berenang cepat. Bahkan Allah SWT menamakan satu surat dalam Al-Qur’an dengan nama Al-Fiil (gajah). Dalam surat ini diterangkan tentang kisah tentara bergajah yang hendak menghancurkan Kakbah. Betapa istimewanya gajah, bayangkan!

Nama latin gajah adalah famili elephantidae. Spesies jenis gajah dari seluruh dunia hanya dikenal 2 spesies yakni:
·         Gajah Asia (Elephas maximus).
·         Gajah Afrika (Loxodonta aricana).

Pabila dibandingkan, gajah Asia berbeda dengan gajah Afrika. Gajah Asia memiliki kuping lebih kecil, dahi rata, dan dua bonggol (sejenis punuk di tengkuk) kepalanya. Sedangkan gajah Afrika memiliki satu bonggol di atas kepala. Di Indonesia gajah terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
Proses berkembang-biak gajah sebagaimana hewan mamalia pada umumnya. Gajah pun mengandung selama 22 bulan. Dibandingkan hewan mamalia lainnya gajah adalah hewan yang paling lama usia kandungannya. Seekor gajah dapat melahirkan “bayi gajah” seberat 120 kilogram.

Rata-rata usia gajah mencapai 70 tahun. Hal ini mungkin saja mengingat gajah tergolong herbivora atau hewan vegetarian (jika istilah ini dipandang tepat). Selama lebih kurang 18 jam sehari gajah mengumpulkan makanan seperti rumput, dedaunan, akar, buah, bunga, ranting.

Kehidupan gajah tergolong unik dan sangat terstruktur. Gajah betina misalnya hidup bersama dengan satu kelompok keluarga gajah yang terdiri dari sesama betina anak gajah, saudara gajah, dan seterusnya. Sedangkan gajah jantan tidak berkelompok. Jadi, kalau kita lihat misalkan dalam siaran televisi “planet animal” gajah hidup berkelompok itu dari kelompok betina.

Hewan Gajah dalam Ranah Luas
Gajah adalah mamalia besar. Selain besar, gajah tergolong hewan yang cerdas. Ia dapat mengingat perintah dan aba-aba. Makanya sampai ada istilah “ingatan gajah.” Misteri gajah yang belum terungkap apabila gajah mendekati ajal. Ia akan pergi ke suatu tempat untuk menyendiri dan kemudian mati sendiri. Karenanya, tidak heran perburuan kuburan gajah terus dilakukan meski gajah sudah mati untuk diambil gadingnya.

Jenis gajah secara garis besarnya terbagi hanya dua: gajah Afrika dan gajah Asia. Sedangkan untuk spesiesnya ada yang disebut gajah kerdil (pygmy elephants) atau elephas maximus borneensis. Jenis ini lebih kecil dari gajah Sumatra. Rata-rata ukurannya 3 meter. Gajah ini bukan golongan gajah Afrika dan gajah Asia. Sebab, dalam sejarahnya gajah tidak pernah ada yang kecil. Gajah kerdil dianggap sebagai spesies baru dari habitat gajah.
Untuk menambah khasanah wawasan ihwal gajah dapat dilihat di referensi berikut ini:
·         Biology, medicine, and surgery of elephants By Murray E. Fowler, Susan K. Mikota
·         "Ilmu Pengetahuan Populer". PT Widyadara. 1986.
·         India's wildlife in 1959-70: an ecological survey of the larger mammals of peninsular India.
·          Siswoko, Tedi:"Mammalia (Binatang Menyusui" 2009. KIDS JP
·         War Elephants By John M. Kistler, Richard Lair
·         Rahasia Dunia Binatang-Gajah Mammalia. PT Elex Media Komputindo.1996
·         Disney's Ensiklopediaku Yang Pertama. PT Widyadara. Jakarta.
·         Mammoths, mastodonts, and elephants: biology, behavior, and the fossil record By Gary Haynes.
·         The Asian elephant: an action plan for its conservation By Charles Santiapillai, Peter Jackson, IUCN/SSC Asian Elephant Specialist Group.
·         The Amboseli Elephants: A Long-Term Perspective on a Long-Lived Mammal By Cynthia J. Moss, Harvey Croze, Phyllis C. Lee

Bersambung...

Comments