Adab-adab Ziarah Kubur

Oleh: Setiadi R. Saleh

·         “Memuliakan mayit yang berada di kubur serupa dengan memuliakannya di rumah yang ditempati semasa hidupnya di dunia, karena kubur yang dia tempati saat ini telah menjadi kediaman (baru) baginya.”
·         Ikhlas dan mengharapkan pahala dari ziarah kubur, karena ziarah kubur adalah ibadah. “Kamu menganggapnya suatu yang sepele, padahal dia di sisi Allah adalah besar.” (QS An Nuur:15).
·         Mengucapkan salam kepada penghuni kubur saat ketika memasuki areal pekuburan.
·         Bershawalat kepada nabi.
·         Tidak disyariatkan mengucapkan salam tatkala berziarah ke pekuburan orang kafir.
·         Tidak berjalan di atas kubur, bersandar, dan duduk di atas kubur.
·         Mendoakan ampunan bagi mayit dan tidak boleh mendoakan keburukan apalagi mencelanya.
·         Mengambil pelajaran dari ziarah tersebut seperti merenungi arti kematian dan menghargai kehidupan. Sebab, ziarah kubur sesungguhnya dapat melembutkan hati, meneteskan air mata dan mengingatkan pada kehidupan akhirat.
·         Tidak bergurau selagi berziarah.
·         Menjauhi perkataan-perkataan batil, kotor, menangis meratap, meraung, dan seolah-olah tidak rela atas kematian dan perpisahan.
Seputar Kematian
·         Siti A’isyah menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: “Kematian merupakan harta rampasan perang, kematian merupakan musibah, kemiskinan merupakan masa lengang, kekayaan merupakan siksaan, akal merupakan cahaya dari Allah. Kebodohan merupakan kesesatan, kezaliman merupakan penyesalan, ketaatan merupakan sesuatu yang enak dipandang mata, tangisan karena takut kepada Allah merupakan keselamatan dari neraka, tertawa merupakan kebinasaan fisik, dan orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa, dan ada dua perkara yang dibenci anak cucu adam, kematian dan sedikit harta. (HR al-Bayhaqi)

·         Dilarang mengharapkan kematian ketika ditimpa musibah. Sebab, jika ia seorang yang baik, ia mungkin akan bertambah baik; jika ia orang jahat, mungkin ia akan meninggalkan kejahatannya. Seandainya terpaksa harus mengharapkan kematian, hendaklah ia mengatakan , “Ya Allah, biarkanlah aku tetap hidup jika hidup itu lebih baik bagiku, tetapi matikanlah aku, jika kematian lebih baik dariku.  (HR Bukhari, An-Nasa’i, Syaikhan)

·         Seorang mukmin apabila telah meninggal dunia turunlah para malaikat dari langit. Kemudian datang malaikat maut duduk di sisi kepalanya dan berkata, ”“wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Nabi juga bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah para malaikat dari langit yang berwajah hitam. Kemudian datanglah malaikat maut dan berkata, “wahai jiwa yang buruk. Keluarlah! Menuju kemurkaan Allah.

·         Rasulullah saw. bersabda, “keluarlah ruh dari badan seperti mengalirnya tetes air dari wadahnya.”
            Mengapa manusia harus mati? Sebab, pada hakikatnya seseorang mati karena dilahirkan. Begitu terlahir ke dunia ini, kita pasti akan mati. Bagi orang-orang mukmin, kematian tak lain dan tak bukan adalah lorong menuju kehidupan akhirat. Nabi Muhammad saw. menyampaikan kabar gembira: “Orang-orang mukmin tidaklah mati; mereka hanya pindah dari kediaman atau alam fana dan sementara menuju kediaman atau alam abadi, bahkan ia hidup di sisi Tuhan-Nya dan senantiasa diberi rezeki.”[]

Comments